Redaksikicau.com,- Lovebird ?
siapa yang tidak kenal burung yang satu ini, burung yang lucu dan menggemaskan
ini mulai ramai sejak para komunitas lovebird membangun jaringan untuk
memperkenalkan burung satu ini pada kicaumania di Indonesia, lovebird disambut
antusias oleh para kicaumania karena burung yang satu ini sangat mudah untuk
dipelihara dan budget untuk memeliharanya tidak terlalu sulit dan murah, hanya
biji milet dan sayuran.
Pada tahun 2013 lovebird yang saat itu sebenarnya masih
jarang penghobinya dan masih banyak kicaumania yang tidak mengetahui burung
ini, pada saat itu lovebird masih memiliki harga jual yang bagus, dengan harga
anakan 350 – 1 jt per ekor untuk jenis josan fichery dan dakocan galur murni,
pada saat itu ukuran lovebird memiliki perawakan yang besar, peternak di Indonesia
pun masih terbilang sedikit karena minimnya informasi tentang budidaya burung
ini.
Pada 2014 juga tidak ada perubahan pada harganya, bahkan
lutino mata merah pada saat itu masih berkisar 2 jt per ekor (harga kios
kemungkinan lebih tinggi) namun sudah mulai banyak penghobinya, lanjut pada
2015 dimana lovebird mulai goyang akibat banyaknya jumlah lovebird yang beredar
dipasar, harga turun ke angka terbawah 150 ribu rupiah,
2016,
akhirnya lovebird mulai bisa naik sedikit demi sedikit akibat mulai ramai nya
dibuka kelas lovebird balibu yang diharapkan akan menampung lovebird balibu dan
dewasa di pasaran dan menaikan gairah hobi lovebird lagi, ditambah banyaknya
komunitas FF (free flight) dan juga lovebird sebagai mainan bagi mereka,
alhasil harga berhasil ditahan di angka 250-350 ribu.
Menyusul di tahun 2017 akibat dari mulai ramainya lovebird
dan stok lovebird pada tahun sebelumnya telah masuk masa birahi sehingga tren
sedikit bergeser keaarah “ternak” menyebabkan banyaknya peternak kecil dan juga
peternak besar, bukan hanya itu persaingan harga juga mulai terjadi pada
penjual,tengkulak, dan peternak kecil yang menyebabkan overload lovebird
dipasar tidak lagi mampu di tampung oleh pasar, sehingga kompetisi harga
bermain disini agar lovebird “cepat terjual”
2018, puncak dari kejayaan lovebird josan diuji kembali,
seperti pribahasa, semakin tinggi pohon semakin kencang anginnya, itulah kata
yang tepat untuk lovebird “sayur” saat ini, disaat para komunitas yang memiliki
kecintaan pada lovebird sibuk membantu menaikan harga dan menyebarkan virus
hobi lovebird justru ada oknum yang merusak pasar dengan menurunkan harga jual
lovebirdnya, dengan alih – alih yang penting untung dan ketika lovebird hancur
mereka meninggalkan lovebird begitu saja tanpa bertanggung jawab, bahkan para
peternak kecil yang tadinya bisa makan dari sana saat ini banyak yang gulung
tikar.
Sobat redaksikicau.com menurut beberapa orang yang kami
wawancarai penyebab turunnya harga juga dipengaruhi oleh salah satu kota di
Indonesia yang menjual lovebird “partai” dengan harga sangat murah dikisaran
80-120 per ekor kepada penjual, alhasil inilah bom waktu yang mereka ciptakan
dan akan dirasakan oleh semuanya.
FYI (untuk informasi anda) lovebird adalah penopang ekosistem
burung hutan di Indonesia karena akibat tren LB menyebabkan peminat burung
hutan menjadi sedikit dan pemelihara burung hutan beralih ke burng ternakan,
hal ini juga berdampak pada pemikat sehingga mereka tidak menangkap terlalu banyak
karena permintaan menurun, bila lovebird hancur dan menghilang maka nasib burung
hutan akan punah dan mereka semua sudah tidak ada lagi dihutan melainkan di
sangkar rumah manusia.
MARI SAVE LOVEBIRD !! TAHAN HARGANYA !! TOLAK HARGA MURAH !!
No comments:
Post a Comment