Lovebird merupakan burung trend yang naik daun pada 2015 silam sebenarnya sampai saat ini pun tetap naik daun karena hampir semua orang memelihara burung ini, namun saat burung yang naik ini harganya justru turun karena overstok di kalangan penghobi. untuk di penjual ombyokan sendiri burung ini biasanya di stok sekitar 100 ekoran dan biasanya habis dalam beberapa hari saja, namun masalahnya harga yang ditawarkan sungguh sangat murah, bahkan lebih murah dari harga burung crukcukan saat ini yaitu ada yang menyentuh 50 rb an. Padahal pada masa lalu harga 1 ekornya adalah 250 rb di tahun 2016-an. Seluruh sektor lovebird saat ini mengalami kelesuan dan suram karena harganya terombang - ambing, apa saja faktor yang membuat harga ini menjadi hancur ?
kami menganalisis dan merangkum jawabannya untuk anda :
- harga hancur karena overstok di pasaran, bila di jaman dahulu masih susah menemui penjual lovebird di kios - kios umum, saat ini sangat mudah menjumpai lovebird ini.
- lovebird yang saat ini cenderung mudah diternak karena ilmunya telah berserakan di seluruh internet dan youtube sehingga mulai banyak orang yang memeliharanya untuk diternak, bukan lagi dijadikan hobi sebagai pajangan rumah. Ambil contoh : pak amin pada 2015 memelihara lovebird untuk hiasan di depan rumah, ia memelihara hingga lb berusia 2 tahun, namun pada saat ini 2019 tetangganya pak aman membeli lovebird yang berusia 6 bulan dengan digenjot berbagai vitamin untuk segera diternak dan memicu birahi lb nya. sehinga diusia 7 bulan lovebird sudah bisa bertelur, sementara pak amin selama 2 tahun hanya memelihara saja bukan beternak, bila ada ratusan manusia seperti pak amin maka jumlah populasi lb tidak bisa teratasi.
- lovebird di masa lalu itu biasanya diloloh full dengan induknya sehingga panen hanya 3 bulan sekali ( 1bulan untuk masa pengeraman 2 bulan sampai besar) bahkan ada yang 2 bulan 15 hari baru panen, biasanya hanya ada 1-2 anakan saja yang hidup akibat seleksi alam, namun kini ada biasanya peternak memanen lovebirdnya di usia 3 minggu atau bahkan 1 hari sudah diambil sehingga waktu produksi lb menjadi lebih cepat, dalam 3 bulan biasanya menghasilkan 1x panen tapi sekarang 3 bulan jadi 2x panen, ini jelas meningkatkan jumlah supply lovebird dilapangan, celakanya kenari di masa lalu itu anjlok karena hal yang sama.
setelah melihat hal ini lalu apa yang mungkin bisa kita lakukan sebagai peternak maupun penghobi yang peduli terhadap masa depan lovebird ?
caranya mudah dan kami telah merangkum dan merekomendasikan untuk anda jika anda ingin harga tetap stabil.
Jika anda seorang peternak :
- Biarkan lovebird full diloloh indukan sehingga kita mampu mengurangi populasi lb di pasar, sehingga kita hanya panen 3 bulan 1x saja dan membuat stok pasar perlahan menipis dan permintaan kembali meningkat, ketika permintaan banyak dan stok menipis artinya harga stabil
- Jangan diloloh tangan karena justru akan mempercepat waktu produksi dan justru keuntungan yang cepat malah berbuah kerugian dimasa mendatang
- mulailah untuk merekondisi burung ternak anda 2 minggu setiap produksi untuk menekan jumlah anakan yang lahir, keuntungan ini mungkin akan membuat anda kekurangan pasar tapi setidaknya di pasar lovebird jadi terbatas
Jika anda pembeli :
- Hobi sesuai kebutuhan, bila anda ingin menikmati suaranya maka baiknya jadikan lah LB sebagai pajangan rumah atau lomba jangan diternak, atau jika terpaksa, ternaklah ketika usianya sudah 1 tahun setengah sehingga menahan populasi lovebird dipasar.
- Hindari prinsip hobi memelihara untuk diternak dimana tujuannya meraih keuntungan, bila anda ingin keuntungan maka jual lah barang bukan hewan hidup, atau juallah untuk tingkat lomba karena lovebird prestasi dapat dijual dengan harga sangat tinggi.
Jika anda pengepul :
- Berhentilah menjadi pengepul karena menjadi pengepul lovebird terlalu beresiko, dapat dipastikan setiap pengepul akan mendapatkan lb nya snot dihari pertama, dan di hari selanjutnya snot akan menyebar keseluruh burung jualan anda
- Bila sudah begitu dan anda jual maka nama anda akan jelek karena anda menjual burung sakit, lovebird tidak seperti burung lain dimana banyak resiko dalam menjual, selain resiko penyakit dan nama anda, anda juga telah membuat peternak lokal banyak gulung tikar dan banyak orang menjadi skeptis dimana orang lebih memilih harga yang murah ketimbang kualiatas.
Itu adalah hasil penelitian, analisis, dan rekomendasi oleh mimin selaku penulis, jika setuju mari sebarkan artikel ini.
jadikan lah lovebird sebagai hobimu bukan bisnismu.
Penulis : Tedi Kurnia ( now Studi for Corporate and International Security)
No comments:
Post a Comment